Rabu, 29 Juni 2016

Gerakan Literasi Sekolah



GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SMP YOS SOEDARSO GANDRUNGMANGU

A.      LATAR BELAKANG
Literasi berasal dari kata literacy yang dalam bahasa inggris berarti the state of being able to read and write. Literasi (Membaca – Menulis) merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sebagian besar proses pembelajaran di sekolah sangat bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi.Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik sangatlah berpengaruh pada tingkat keberhasilan, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Dalam konteks kehidupan beragamapun budaya literasi sangat ditekankan dalam kehidupan para penganutnya. Bagi masyarakat Muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yakni perintah membaca (Iqra’) yang dilanjutkan dengan perintah mendidik dengan literasi (‘ALLAMA BIL QALAM). Sedangkan bagi masyarakat Kristiani pentingnya literasi ditekankan dalam Kitab Ulangan 17 : 19 “itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya”
UNESCO (1996) mencanangkan empat prinsip belajar di abad 21, yakni :
1.       Learning to think (belajar berfikir)
2.       Learning to do (belajar berbuat)
3.       Learning to be  (belajar menghayati)
4.       Learning to live togather (belajar hidup bersama)
Keempat pilar prinsip pembelajaran ini sepenuhnya didasarkan pada kemampuan literasi (literacy skills)

B.      DASAR HUKUM
1.       Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.     eraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Petaruran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3.   Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tentang Pembinaan Kesiswaan

C.      PERMASALAHAN
Dalam konteks pendidikan nasional, minat baca dan tulis peserta didik kita sangatlah mengkhawatirkan. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca dan tulis peserta didik kita, antara lain :
1.       Perpustakaan yang ada di sekolah memiliki tingkat kunjungan pembaca yang rendah.
2.       Disinyalir lebih dari 250 ribu sekolah di Indonesia, hanya 5% yang memiliki perpustakaan yang memadai.
3.       Anak – anak usia sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV daripada membaca buku
4.       Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seringkali belum memiliki program pengembangan literasi atau menumbuhkan budaya baca dan tulis.
5.       Membaca belum menjadi sebuah kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya. Budaya baca di kalangan peserta didik di Indonesia sangat rendah jika dibandingkan dengan bangasa – bangasa lain. Penelitian Taufiq Ismail ( 1996 ) menemukan perbandingan tentang budaya baca di kalangan pelajar, rata – rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, di Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Brunei 7 buku, Malaysia dan Singapura 6 buku, sementara Indonesia 0 buku.

D.      ANCAMAN GLOBAL
1.       Rendahnya literacy awareness bangsa Indonesia sekarang ini akan semakin melemahkan daya saing bangsa dalam persaingan global yang semakin kompetitif.
2.       Menurut Prof Iwan Pranoto dari ITB “70% Anak Indonesia akan sulit hidup di abad 21”. Hal ini disebabkan oleh karena Indonesia termasuk negara yang prestasi membacanya berada di bawah rata – rata negara lain.
3.       Sumber Daya Manusia (SDM ) Indonesia kurang kompetitif karena kurangnya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ini adalah akibat dari rendahnya kemampuan baca dan tulis

E.       SOLUSI
Melihat persoalan yang begitu krusial dalam hal kesadaran literasi (literacy awareness), sangat dibutuhkan kerja sama banyak pihak untuk mengatasinya. Pendekatan yang paling efektif untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat adalah penyadaran literasi sejak dini dengan melibatkan dunia pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena hampir seluruh anak berstatus sebagai pelajar. Atas dasar pemikiran inilah maka SMP Yos Soedarso Gandrungmangu berusaha untuk memulai sebuah Gerakan Litarasi Sekolah yang dibangun bersama – sama dengan melibatkan semua warga sekolah mulai dari pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didik.

F.       SASARAN KEGIATAN
Gerakan Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam usaha penyadaran budaya literasi yakni :
1.       Sekolah sebagai lembaga formal yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
2.       Guru sebagai tenaga pendidik dan teladan bagi siswa dalam hal budaya baca – tulis
3.       Siswa sebagai sasaran utama dalam kegiatan
4.       Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan ) sebagai pembuat kebijakan
5.       Perpustakaan sebagai pusat kegiatan baca – tulis
6.       Perusahaan sebagai penyumbang buku melalui program Corporate Sosial Responsibilty(CSR)
7.       Media Sosial sebagai saluran informasi kepada masyarakat

G.     BENTUK KEGIATAN
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah program intervensi pembudayaan literasi yang dilaksanakan dan dilakukan secara komprehensif pada semua komponen sekolah serta berkelanjutan.
Adapaun kegiatan yang akan dilakukan dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah sebagai berikut :
1.       Program Membaca Rutin
a.       Setiap guru mata pelajaran mewajibkan peserta didik membaca buku minimal satu buku dalam satu semester
2.       Program Peningkatan Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah
a.       Secara internal melalui kegiatan One Student One Book (satu siswa satu buku ) dengan melibatkan siswa kelas IX yang lulus untuk menyumbang satu buku ke perpustakaan sekolah
b.      Secara eksternal melalui kegiatan sumbangan buku yang diberikan oleh perusahaan sebagai Corporate Social Responsibility (CSR)
3.       Lomba literasi antar siswa maupun antar kelas dalam bentuk
a.       Lomba Menulis Puisi antar siswa
b.      Lomba Majalah Dinding Sekolah antar kelas
4.       Pemberian Penghargaan
a.       Pemberian penghargaan kepada siswa yang membaca buku paling banyak dalam satu tahun pelajaran

H.     PELAKSANA KEGIATAN
Secara keseluruhan program ini dikelola oleh sekolah dan dalam pelaksanaanya akan dilaksanakan oleh urusan kesiswaan bekerja sama dengan perpustakaan sekolah serta dibantu petugas perpustakaan dan relawan literasi baik dari guru maupun siswa.

I.        TARGET
Target yang dicapai melalui Gerakan Literasi Sekolah ini adalah :
1.       Kualitatif
a.       Terwujudnya warga sekolah sadar literasi yang ditunjukkan dengan meningkatnya budaya baca – tulis di lingkungan sekolah
b.      Meningkatnya daya saing lulusan melalui peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan akibat minat baca yang tinggi
2.       Kuantitatif
a.       Minimal 20% siswa berpartisipasi aktif dalam gerakan ini.
b.      Meningkatnya jumlah buku yang dibaca siswa dalam satu tahun. Dengan asumsi tiap siswa membaca 2 judul buku dalam satu tahun
c.       Meningkatya koleksi buku perpustakan sekolah 15 judul buku per tahun
d.      Meningkatnya kunjungan siswa ke perpustakaan hingga 50 %.
e.      Tercapinya sumbangan buku dari sponsor (perusahaan dan perorangan) sebanyak 15 buku per tahun

J.        MONITORING, EVALUASI DAN PELAOPRAN
1.       Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan, pengendalian atau pengontrolan terhadap suatu obyek kegiatan yang akan, sedang atau sudah dilaksanakan. Untuk itu terkait dengan program Gerakan Literasi Sekolah perlu diadakan monitoring secara terus menerus baik terhadap program maupun proses pengelolaan program guna penyempurnaan lebih lanjut.
2.       Evaluasi
Terkait program gerakan literasi sekolah maka ada beberapa unsur yang perlu dievaluasi. Adapun unsur – unsur yang perlu dievaluasi meliputi :
a.       Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman warga sekolah tentang program Gerakan Literasi Sekolah
b.      Perubahan sikap dan penghayatan setiap warga sekolah terkait program Gerakan Literasi Sekolah
c.       Tingkat pertisipasi warga sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah
3.       Pelaporan
Terkait dengan program Gerakan Literasi Sekolah maka sistem pelaporan kegiatan dapat disampaikan dalam dua bentuk :
a.       Secara lisan dapat ditempuh dengan cara setiap warga sekolah dapat melapor kepada kepala sekolah melalui tatap muka
b.      Secara tertulis dapat ditempuh dengan membuat laporan tertulis dan disampaika kepada kepala sekolah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar