GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SMP YOS SOEDARSO GANDRUNGMANGU
A. LATAR BELAKANG
Literasi berasal dari kata literacy
yang dalam bahasa inggris berarti the
state of being able to read and write. Literasi (Membaca – Menulis)
merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Sebagian besar proses pembelajaran di sekolah sangat bergantung pada
kemampuan dan kesadaran literasi.Budaya literasi yang tertanam dalam diri
peserta didik sangatlah berpengaruh pada tingkat keberhasilan, baik di sekolah
maupun di masyarakat.
Dalam konteks kehidupan beragamapun budaya literasi sangat ditekankan
dalam kehidupan para penganutnya. Bagi masyarakat Muslim, pentingnya literasi
ditekankan dalam wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW, yakni perintah
membaca (Iqra’) yang dilanjutkan dengan perintah mendidik dengan literasi
(‘ALLAMA BIL QALAM). Sedangkan bagi masyarakat Kristiani pentingnya literasi
ditekankan dalam Kitab Ulangan 17 : 19 “itulah
yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk
belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan
ketetapan ini untuk dilakukannya”
UNESCO (1996) mencanangkan empat prinsip belajar di abad 21, yakni :
1.
Learning
to think (belajar berfikir)
2.
Learning
to do (belajar berbuat)
3.
Learning
to be (belajar menghayati)
4.
Learning
to live togather (belajar hidup bersama)
Keempat pilar prinsip pembelajaran ini sepenuhnya didasarkan pada
kemampuan literasi (literacy skills)
B. DASAR HUKUM
1.
Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2. eraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Petaruran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
4.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
tentang Pembinaan Kesiswaan
C. PERMASALAHAN
Dalam konteks pendidikan nasional, minat baca dan tulis peserta didik
kita sangatlah mengkhawatirkan. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat
baca dan tulis peserta didik kita, antara lain :
1.
Perpustakaan yang ada di sekolah memiliki
tingkat kunjungan pembaca yang rendah.
2.
Disinyalir lebih dari 250 ribu sekolah di
Indonesia, hanya 5% yang memiliki perpustakaan yang memadai.
3.
Anak – anak usia sekolah lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk menonton TV daripada membaca buku
4.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal,
seringkali belum memiliki program pengembangan literasi atau menumbuhkan budaya
baca dan tulis.
5.
Membaca belum menjadi sebuah kebutuhan hidup dan
belum menjadi budaya. Budaya baca di kalangan peserta didik di Indonesia sangat
rendah jika dibandingkan dengan bangasa – bangasa lain. Penelitian Taufiq
Ismail ( 1996 ) menemukan perbandingan tentang budaya baca di kalangan pelajar,
rata – rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, di
Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Brunei 7 buku, Malaysia dan Singapura 6 buku,
sementara Indonesia 0 buku.
D. ANCAMAN GLOBAL
1.
Rendahnya literacy
awareness bangsa Indonesia sekarang ini akan semakin melemahkan daya saing
bangsa dalam persaingan global yang semakin kompetitif.
2.
Menurut Prof Iwan Pranoto dari ITB “70% Anak
Indonesia akan sulit hidup di abad 21”. Hal ini disebabkan oleh karena
Indonesia termasuk negara yang prestasi membacanya berada di bawah rata – rata
negara lain.
3.
Sumber Daya Manusia (SDM ) Indonesia kurang
kompetitif karena kurangnya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ini
adalah akibat dari rendahnya kemampuan baca dan tulis
E. SOLUSI
Melihat persoalan yang begitu krusial dalam hal kesadaran literasi (literacy awareness), sangat dibutuhkan
kerja sama banyak pihak untuk mengatasinya. Pendekatan yang paling efektif
untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat adalah penyadaran literasi sejak
dini dengan melibatkan dunia pendidikan. Hal ini dimungkinkan karena hampir
seluruh anak berstatus sebagai pelajar. Atas dasar pemikiran inilah maka SMP
Yos Soedarso Gandrungmangu berusaha untuk memulai sebuah Gerakan Litarasi
Sekolah yang dibangun bersama – sama dengan melibatkan semua warga sekolah
mulai dari pendidik, tenaga kependidikan maupun peserta didik.
F. SASARAN KEGIATAN
Gerakan Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat dalam usaha
penyadaran budaya literasi yakni :
1.
Sekolah sebagai lembaga formal yang menjadi
tempat pelaksanaan kegiatan
2.
Guru sebagai tenaga pendidik dan teladan bagi
siswa dalam hal budaya baca – tulis
3.
Siswa sebagai sasaran utama dalam kegiatan
4.
Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan ) sebagai
pembuat kebijakan
5.
Perpustakaan sebagai pusat kegiatan baca – tulis
6.
Perusahaan sebagai penyumbang buku melalui
program Corporate Sosial Responsibilty(CSR)
7.
Media Sosial sebagai saluran informasi kepada
masyarakat
G. BENTUK KEGIATAN
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah program intervensi pembudayaan literasi
yang dilaksanakan dan dilakukan secara komprehensif pada semua komponen sekolah
serta berkelanjutan.
Adapaun kegiatan yang akan dilakukan dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah
sebagai berikut :
1.
Program Membaca Rutin
a.
Setiap guru mata pelajaran mewajibkan peserta
didik membaca buku minimal satu buku dalam satu semester
2.
Program Peningkatan Koleksi Buku Perpustakaan
Sekolah
a.
Secara internal
melalui kegiatan One Student One Book (satu
siswa satu buku ) dengan melibatkan
siswa kelas IX yang lulus untuk menyumbang satu buku ke perpustakaan sekolah
b.
Secara eksternal
melalui kegiatan sumbangan buku yang diberikan oleh perusahaan sebagai Corporate Social Responsibility (CSR)
3.
Lomba literasi antar siswa maupun antar kelas
dalam bentuk
a.
Lomba Menulis Puisi antar siswa
b.
Lomba Majalah Dinding Sekolah antar kelas
4.
Pemberian Penghargaan
a.
Pemberian penghargaan kepada siswa yang membaca
buku paling banyak dalam satu tahun pelajaran
H. PELAKSANA KEGIATAN
Secara keseluruhan program ini dikelola oleh sekolah dan dalam pelaksanaanya
akan dilaksanakan oleh urusan kesiswaan bekerja sama dengan perpustakaan
sekolah serta dibantu petugas perpustakaan dan relawan literasi baik dari guru
maupun siswa.
I.
TARGET
Target yang dicapai melalui Gerakan Literasi Sekolah ini adalah :
1.
Kualitatif
a.
Terwujudnya warga sekolah sadar literasi yang
ditunjukkan dengan meningkatnya budaya baca – tulis di lingkungan sekolah
b.
Meningkatnya daya saing lulusan melalui
peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan akibat minat baca yang tinggi
2.
Kuantitatif
a.
Minimal 20% siswa berpartisipasi aktif dalam
gerakan ini.
b.
Meningkatnya jumlah buku yang dibaca siswa dalam
satu tahun. Dengan asumsi tiap siswa membaca 2 judul buku dalam satu tahun
c.
Meningkatya koleksi buku perpustakan sekolah 15
judul buku per tahun
d.
Meningkatnya kunjungan siswa ke perpustakaan
hingga 50 %.
e.
Tercapinya sumbangan buku dari sponsor
(perusahaan dan perorangan) sebanyak 15 buku per tahun
J.
MONITORING,
EVALUASI DAN PELAOPRAN
1. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan,
pengendalian atau pengontrolan terhadap suatu obyek kegiatan yang akan, sedang
atau sudah dilaksanakan. Untuk itu terkait dengan program Gerakan Literasi
Sekolah perlu diadakan monitoring secara terus menerus baik terhadap program
maupun proses pengelolaan program guna penyempurnaan lebih lanjut.
2. Evaluasi
Terkait program gerakan literasi sekolah maka ada beberapa unsur yang
perlu dievaluasi. Adapun unsur – unsur yang perlu dievaluasi meliputi :
a.
Perubahan tingkat pengetahuan dan pemahaman warga
sekolah tentang program Gerakan Literasi Sekolah
b.
Perubahan sikap dan penghayatan setiap warga
sekolah terkait program Gerakan Literasi Sekolah
c.
Tingkat pertisipasi warga sekolah dalam Gerakan
Literasi Sekolah
3.
Pelaporan
Terkait dengan program Gerakan Literasi Sekolah maka sistem pelaporan
kegiatan dapat disampaikan dalam dua bentuk :
a.
Secara lisan dapat ditempuh dengan cara setiap
warga sekolah dapat melapor kepada kepala sekolah melalui tatap muka
b.
Secara tertulis dapat ditempuh dengan membuat
laporan tertulis dan disampaika kepada kepala sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar